‘Parasite’, Film Korea Pemenang Cannes 2019

‘Parasite’, Film Korea Pemenang Cannes 2019 – Parasite film yang merupakan karya dari Boong Joon-ho menjadi perbincangan usai memenangkan Palme d’Or, kategori tertinggi di ajang bergengsi Cannes Film Festival 2019.

Keberhasilan itu pun berdampak pada rasa penasaran penonton yang terus meninggi soal film ini, termasuk sinopsisnya. https://www.queenaantwerp.com/

Film ini menjuarai pujian dari berbagai kritikus, bukan hanya dari juri Cannes Film Festival, melainkan dari kritikus Hollywood. Laman agregator Rotten Tomatoes memberikan nilai 98 persen untuk film ini. https://www.queenaantwerp.com/

'Parasite', Film Korea Pemenang Cannes 2019

Parasite merupakan kisah tentang kehidupan keluarga Kim Ki-taek (Song Kang-ho), seorang supir cabutan yang menikah dengan istrinya Choong Sook (Jang Hye-jin) bersama dua anak mereka yang sudah berusia belasan tahun di sebuah apartemen bawah tanah yang tak layak huni.

Mereka semua pengangguran. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka menggantungkan diri pada pendapatan kecil dari melipat kotak piza.

Akantetapi suatu hari, putra dalam keluarga itu, Ki-woo mendapatkan pekerjaan mengajar les yang memungkinkan ia memperoleh pendapatan tetap.

Pekerjaan tersebut sendiri sebenarnya didapat Ki-woo untuk menggantikan temannya yang melanjutkan kuliah di luar negeri.

Menjadi harapan utama dalam keluarganya, Ki-woo kemudian datang ke rumah keluarga yang akan membayarnya sebagai guru les, keluarga Park yang merupakan pengusaha di bidang IT.

Namun saat Ki-woo tiba di rumah keluarga Park dan bertemu dengan seorang wanita muda dari rumah itu, Yeon-kyo, saat itulah strategi untuk menarik keluarganya dari kemiskinan dimulai.

Bukan hanya itu, antara kedua keluarga yang berbeda strata ekonomi pun terjalin simbiosis. Keluarga Kim menyediakan layanan kemewahan untuk keluarga Park yang mengeluarkan keluarga Kim dari lingkungan miskin.

Namun simbiosis itu tak bertahan lama. Disertai dengan komedi, film thriller ini pun penuh dengan pertarungan antara keserakahan dan segala prasangka.

Film Parasite diperankan oleh aktor kenamaan Korea Selatan, Song Kang-ho yang memerankan sosok Kim Ki-taek, lalu ada Jang Hye-jin sebagai Choong-sook, Choi Woo-shik sebagai Kim Ki-woo, dan Park So-dam sebagai Kim Ki-jung.

Selain mereka, film ini juga dibintangi Lee Sun-kyun sebagai Tuan Park, Cho Yeo-jeong sebagai Yeon-kyo, Jung Ji-so sebagai Park Da-hye, dan Jung Hyun-joon sebagai Park Da-song.

Film Parasite pun sempat menjadi jawara di box office selama dua pekan pertama penayangannya. Kini, film ini telah menjual 9 juta tiket dan mendulang US$67 juta, hanya di Korea Selatan.

Sejauh ini, Parasite sudah ditayangkan di Korea Selatan, Perancis, Swiss, Hong Kong, Vietnam, Indonesia, dan akan menyusul di Singapura, Australia, Selandia Baru, dan Taiwan.

'Parasite', Film Korea Pemenang Cannes 2019

Sedangkan bagi wilayah Rusia, Jerman, Polandia, Kanada, Amerika Serikat, Spanyol, Yunani, dan Hungaria akan menayangkan Parasite pada bulan-bulan mendatang.

Di Indonesia, film Parasite telah dirilis dan bisa disaksikan di jaringan bioskop CGV dan Cinemaxx.

Berikut ini akan dijelaskan tentang scene-scene yang banyak ditanyakan oleh penonton, karena menurut mereka membingingkan, lebih baik tidak ada atau tidak nyambung? here we go.

1. Cara yang dipakai Ki-Jung agar Da-Song nurut sama dia

Kalau kamu perhatikan di seluruh cerita, kamu pasti nggak pernah melihat Yeon-kyo, ibunya Da-Song dengan tegas berkata “tidak boleh” pada anaknya. Bahkan terlalu memanjakan, sampai-sampai karya lukisan anaknya dipajang dan dibingkai di rumahnya. Dikarenakan sang Ibu tak pernah melarang, tidak heran Da-Song tidak bisa tenang. Gue bisa menyimpulkan hal itu ketika Jessica (nama samaran Ki-Jung) datang dan sedang mengobrol dengan Yeon-kyo, Da-hye kakaknya menjitak dan menyuruh Da-Song untuk masuk ke kamarnya, dia mau-mau aja, tuh. Juga ketika saat hujan Da-Song ngotot ingin membangun tenda di halaman dan menetap disana semalaman, orang tuanya tidak melarang, justru mereka mengalah pada putranya dan tidur di ruang keluarga. Makanya Da-Song yang tidak mengenal otoritas yang lebih tinggi, langsung nurut ketika di “suruh” sedikit tanpa harus dikerasin.

2. Kenapa Ki-Woo terobsesi banget sama batu pemberian temannya?

Bagi yang sudah menonton, pasti tahu dong adegan batu besar yang selalu dijaga sama Ki-Woo pemberian temannya si ex-tutor dari anak perempuan sang keluarga kaya? Nah, menurut beberapa review dari channel seorang reviewer film #sumantranbigfood, batu itu ditafsirkan sebagai pinjaman hutang dan kebijakannya yang berlaku di korea.

3. Waktu turun tangga untuk pulang ke rumahnya, ngapain Ki-Woo nunduk bengong dulu ngeliatin air yang ngalir deras?

Karena Ki-Woo sadar siapa dia. Dia dan keluarganya baru saja menikmati tinggal di rumah yang mewah dan nyaman, dengan pemandangan halaman yang indah. Namun dia sadar bahwa hidupnya yang seperti itu hanya sementara dan pada dasarnya dia hanya pengangguran yang miskin, bekerja sebagai pelipat kotak pizza, dan mempunyai rumah di bawah tanah dan tidak nyaman. Saat mereka masuk ke rumah si keluarga kaya, scenenya menampilkan bahwa mereka naik tangga, sebaliknya saat mereka kembali ke identitas aslinya dengan pulang ke rumah mereka, diperlihatkan adegan turun tangga.

4. Si orang tua kaya yang masih abu-abu sebenarnya mereka jahat/enggak?

Banyak yang beropini bahwa di film ini tidak ada peran antagonis/protagonisnya. Tidak ada yang baik ataupun jahat. Tapi kalau kalian menganalisa lagi, Orang tua yang kaya hanya baik kepada keluarga miskin yang mereka tahu mempunyai “latar belakang pendidikan”dan resume (palsu) yang bagus, jadi yang mereka tahu nggak miskin-miskin amat, menengah tepatnya. Kalau mereka tahu, mungkin mereka nggak akan sebaik itu, bahkan sebenarnya mereka cukup annoying pada bawahan-bawahannya. Ada 1 scene dimana Mr.Park memperingati supirnya untuk melakukan sesuatu yang beliau mau dan menegaskan bahwa itu tugas supirnya karena telah dibayar extra. Atau pada saat Ki-Jung sekaratpun, mereka tetap lebih mempedulikan anak laki-laki mereka yang notabenenya cuma pingsan.

5. Alasan Ki-Taek membunuh Mr.Park

Padahal mulanya Ki-Taek masih berniat membantu Mr.Park loh walau putrinya sekarat, dengan melemparkan kunci mobil untuk membawa Da-Song ke rumah sakit. Akantetapi, dikarenakan masalah yang dihadapinya kemarin, masalah rumahnya yang diterpa hujan, disuruh sang nyonya rumah untuk menemaninya berbelanja dan disuruh Mr.Park ikutan menyiapkan surprise saat ulang tahun Da-Song, dan jangan lupa waktu pulang dari supermarket Yeon-Kyo teleponan di mobil sambil selonjoran namun mengangkat kaki ke kursi depan dengan nggak sopannya, lalu putrinya yang tergeletak di tanah dan sekarat namun dari sekian banyak orang tidak ada yang peduli. Puncaknya adalah ketika Mr.Park menyingkirkan mayat Geun-Se/suaminya si ART (Asisten Rumah Tangga) yang lama sambil jijik dan menutup hidung demi mengambil kunci. Sisi lain, Ki-Taek tahu benar si Geun-Se ini respect banget sama Mr.Park dan mengaguminya, tapi malah diperlakukan seperti itu.

6. Kenapa nggak ada CCTV di rumah keluarga kaya?

Orang asia tepatnya korea, sangat menjunjung tinggi privasinya. Makanya mereka memasang CCTV hanya diluar rumah dan tidak ada satpam juga karena merasa tidak membutuhkannya. Apalagi mereka tinggal di kompleks perumahan mewah yang pastinya mempunyai satpam juga dan tingkat kriminalitas yang kecil. Lagipula, film ini kan realistis dan relate kepada masyarakat asia. Keluarga sangat kaya yang digambarkan dalam film inipun tidak sekaya tokoh-tokoh dalam film Crazy Rich Asian yang mempunyai rumah bak istana dan bisa melakukan apapun yang mereka mau, seperti pesta tiap saat dan pindah-pindah dengan jet pribadinya. Orang kaya sesungguhnya tetap harus bekerja keras dan menjalani pendidikan yang tinggi guna bisa mencari uang sendiri untuk dia dan keluarganya kelak.

7. Untuk apa Geun-Se berkali-kali mengirimkan kode morse kalau pada akhirnya Da-Song nggak membantu?

Ada part scene yang menunjukkan bagaimana Geun-Se berusaha meminta tolong pada Da-Song yang pernah belajar pramuka lewat kode morse. Namun, sampai akhir film seakan-akan adegan tersebut tidak berguna. Yah, sepertinya sih ini supaya merujuk penonton agar mengingat bahwa nyala matinya lampu-lampu tersebut adalah kode morse, karena diakhir Ki-Taek memakai cara yang sama untuk memberikan pesan pada putranya, Ki-Woo. Atau mungkin, akan ada sekuelnya. Karena endingnya sendiri berpeluang untuk sekuel filmnya, bisa saja mengambil sudut pandang si keluarga kaya, atau kehidupan si keluarga miskin setelah kejadian-kejadian yang mereka alami di film pertama.

Back to top