Month: December 2019

Film : Ford v Ferrari, Aksi Mobil Balap Lawas

Film : Ford v Ferrari, Aksi Mobil Balap Lawas – Film tentang Ford v Ferrari telah resmi dirilis di bioskop Amerika Serikat pada 15 November 2019. Karya sutradara James Mangold ini menampilkan dua mobil balap utama yakni Ford GT40 dan Ferrari 330 P3.

Film ini mengangkat kisah tentang keinginan Ford menjajal balapan, namun masalahnya produsen asal AS ini tak punya mobil balap. Cara paling cepat mewujudkan itu yaitu membeli produsen mobil balap Ferrari, namun usaha itu gagal. poker 99

Film : Ford v Ferrari, Aksi Mobil Balap Lawas

Ford memutuskan membangun tim sendiri dengan dana yang diajukan buat membeli Ferrari. Ford memerintahkan pemodifikasi Carroll Shelby (Matt Dmaon) mewujudkan itu kemudian dia mengget Ken Miles (Christian Bale) untuk menggarap mobil balap khusus. www.americannamedaycalendar.com

Keduanya optimis mampu membuat Ford sanggup bersaing melawan Ferrari di ajang balap ketahanan 24 jam Le Mans (24 Hours of Le Mans) di Prancis pada 1966.

Mobil balap pada era itu jauh dari kecanggihan teknologi masa kini. Dilansir dari Popular Mechanics, GT40 Mark II 1966 merupakan mobil yang dirancang untuk perjalanan jarak jauh dan punya kenyamanan tinggi buat penumpang.

Walau begitu, mobil ini disebut tidak memiliki power steering, rem canggih, dan sistem keamanan elektronik. GT40 Mark II yang diperkuat mesin Ford V8 7.000 cc V8 kemudian memenangkan 24 Hours of Le Mans berturut-turut mulai 1966 hingga 1969 sekaligus memutus kedigdayaan Ferrari.

Kemenangan Ford tersebut juga tak bisa didapat tanpa peran kedua pengendara yakni Bruce McLaren dan Chris Amon yang diperankan oleh Benjamin Rigby dan Brent Pontin.

Menampilkan mobil balap lawas untuk film bukan perkara mudah. Diceritakan Los Angeles Times, sebagian mobil-mobil yang ada di film dengan pendanaan US$97 juta merupakan hasil restorasi dan modifikasi yang dibuat mirip seperti aslinya.

Sebagian mobil lainnya merupakan versi modern yang dipinjam dari Shelby Legendary Cars dan Superformance, satu-satunya perusahaan yang memiliki lisensi membangun dan menjual Ford GT40.

Film ini berfokus pada Ford yang berhasil mengalahkan Ferrari sebagai juara bertahan. Ferrari berlomba menggunakan 330 P3 berwarna merah dengan mesin V12 4.000 cc.

Namun, dibalik cerita masa lalu itu, ada fakta-fakta menarik lain dari film yang mengadaptasi kisah bersejarah ini. Berikut fakta film Ford v Ferrari :

1. Produksi 34 Mobil

Ada banyak mobil yang ditampilkan di dalam film Ford v Ferrari  yang rata-rata adalah mobil-mobil lawas. Nah, untuk film ini, tim produksi membangun sendiri 34 mobil khusus untuk mendukung film Ford v Ferrari. Beberapa diantaranya adalah mengerjakan 15 mobil Ferrari, 5 mobil Porsche, dan beberapa mobil GT40s yang ikonik.

2. Duel Ford vs Ferrari

Duel di arena balapan memang berlangsung seru. Namun, di dalam filmnya nanti kamu akan melihat bagaimana duel Ford v Ferrari berlangsung di beberapa lembar kertas dan di sebuah ruangan legendaris milik Enzo Ferrari. Persis seperti di balapan, ada aroma ‘ketegangan’ tngkat tinggi ketika duel Ford melawan Ferrari.

Hal yang kabarnya menjadi dasar kenapa Ford begitu tidak menyukai Ferrari. Tak percaya? Bagi kamu yang belum menonton filmnya, langsung saja, saksikan Ford v Ferrari di bioskop sekarang dan beli tiket nontonnnya di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.

3. Bentuk Nyata Miles dan Shelby

Salah satu poin paling kuat dari alur cerita film ini adalah bagaimana dua karakter utama. Matt Damon yang memerankan Carroll Shelby, mantan perancang mobil balap yang menjadi perancang mobil, yang membantu mengembangkan GT40.

Fakta ini benar adanya karena pada dasarnya Caroll Shelby adalah seorang pebalap yang pernah memenangkan lomba balap Le Mans, dan menjadi satu-satunya pebalap Amerika yang pernah memenangkan pertarungan ini. Belum cukup sampai di situ ia divonis punya masalah jantung yang akut, sehingga akhirnya pensiun.

Lalu, bagaimana pada akhirnya seorang Carrol Shelby berada di Ford? Fakta menarik lainnya yang akan kamu temukan jika kamu menonton film Ford v Ferrari.

4. Drama yang ‘ngegas’

Pada dasarnya, film Ford v Ferrari adalah sebuah drama biopik tentang Ken Miles dan Carrol Shelby. Namun, alur cerita yang dibangun di film ini memang sangat kuat dengan unsur dramanya. Alih-alih menunggu balapan dengan mobil yang terbang kesana-kemari, kamu dituntun bagaimana membangun mobil yang nantinya bisa bertarung.

Film : Ford v Ferrari, Aksi Mobil Balap Lawas

Pada satu momen, film ini akan membuat kamu mengantuk, namun akan dibangunkan dengan gaya ‘gengas’ yang dimainkan dengan sangat-sangat baik oleh Christian Bale dan Matt Damon sebagai pemeran utama.

5. Lagi-lagi Christian Bale

Ah, kalau sudah Chrstian Bale, rasanya penonton akan selalu menunggu penampilannya. Lewat film American Psycho ia mulai mencuri perhatian. Melalui film  The Machinist ia sudah tampil ‘gila’ dengan bentuk fisik yang sangat-sangat kurus.

Terakhir, perlakukan gila Bale, dimulai keitka ia harus menambah berat badannya sebagai bagian dari perannya di film Vice. Hal yang sama, terulang lagi di film Ford v Ferrari. Perannya sebagai Ken Miles juga dilakoni dengan total. Tak hanya itu sebagai bagian dari riset, Christian Bale, bertemu dengan Peter, anak dari Ken Miles. Bale memberikan beberapa pertanyaan tentang Miles, terutama deretan pertanyaan tentang kebiasaan Miles yang diketahui Peter. Pada kesempatan itu Peter juga berbagi kisah-kisah unik yang ia lalui bersama sang legenda tersebut.

Christian Bale melakukan diet ketat yang membuat berat badannya turun sebanyak 35 Kg.Hati-hati, tubuhnya bisa rusak.

6. Tiga Pebalap

Tim produksi yang menyiapkan film Ford v Ferrari dengan sentuhan personal yang kuat. Sentuhan ini terletak menjelang di adegan balapan Le Mans 24 yang  anak dari para pembalap legendaris yang juga berpartisipasi dalam ajang tersebut.

Ketiganya adalah Alex Gurney yang berperan sebagai ayahnya, Dan Gurney, Derek Hill anak dari Phil, serta Jeff Bucknum anak dari Ronnie, rekan Miles di ajang Le Mans 24 Jam tahun 1966.

7. Balapan Nyata

Sebagian dari film balapan dibuat menggunakan efek CGI dan bantuan-bantuan teknologi lainnya. Akantetapi, hal yang sebaliknya justru tak terjadi di Ford v Ferrari. Sutradara James Mangold benar-benar ingin menyajikan balapan yang lebih nyata untuk film ini. Setidaknya ini yang dia lakukan pada dua aktor utama Christian Bale dan Matt Damon benar-benar dibuat mengemudikan mobil yang memancing keseruan bahkan bahaya.

Sutradara James Mangold ingin para pemeran di film ini tampil merasakan sensasi mengemudikan mobil-mobil bertenaga kuda dan berpacu di arena balap. Salah satunya adalah Christian Bale yang berlatih bersama salah satu korordinator aksi untuk film-film balapan.

Alhasil, gaya balapan di film ini pun seru punya. Terutama ketika bagaimana Ken Miles dan Carrol Shelby mencoba menjajal mobil mereka untuk ajang balapan di Ford v Ferrari.

Fakta Menarik Film Star Wars: The Rise of Skywalker

Fakta Menarik Film Star Wars: The Rise of Skywalker – Sebuah Film legendaris yang sudah ada selama empat dekade ini akan menemui akhir dari perjalanannnya yaitu lewat Star Wars: The Rise of Skywalker.

Kehadiran Star Wars: The Rise of Skywalker ini akan melanjutkan dari cerita sebelumnya setelah film The Star Wars: The Last Jedi yang sempat menuai perpecahan opini di antara para penggemar serial Star Wras ini.

Dilansir dari salahsatu media pers, CEO Disney yaitu Bob Iger menyampaikan sebuah pernyataan bahwa Star Wars akan vakum selama beberapa tahun. poker99

Pernyataan tersebut ini pun dibuat setelah David Benioff dan DB Weiss mengumumkan pengunduran diri mereka dari trilogi Star Wars selanjutnya. https://www.americannamedaycalendar.com/

Maka dari itu para penggemar pun berharap bahwa The Rise of Skywalker ini dapat menjadi sebuah film perpisahan yang akan memberikan obat penyembuh kekecewaan bagi sebagian para penggemar yang menganggap The Last Jedi terlalu menyimpang dari konsep dasar Star Wars.

Sejak Mei 2019 kemarin, trailer Star Wars: The Rise of Skywalker ini sudah dapat ditonton, dalam trailer tersebut banyak sekali adegan-adegan yang cukup menegangkan.

Salah satunya pertempuran antara The Resistance dengan The First order, ada pula duel antara dua karakter utama, Rey dan Kylo Ren.

Untuk lebih mengetahui lebih lanjut, simak 10 fakta film Star Wars: The Rise of Skywalker berikut ini:

1. Karakter Ikonik Kembali Hadir

Film terakhir ini mungkin akan benar-benar menjadi film yang berkesan untuk para penggemar Star Wars di seluruh dunia, dikarenakan bukan hanya menjadi penutup serial

Star Wars, The Rise of Skywalker akan menampilkan banyak karakter yang sangat ikonik dari film-film Star Wars terdahulu.

Dilihat dari trailer, kita bisa lihat ada Princess Leia yang diperankan oleh mendiang yaitu Carrie Fisher, ada juga Lando Calrissian yang di film spin off Solo: a Star Wars Story diperankan oleh aktor Amerika Billy Dee Williams, kita juga akan melihat kembalinya robot yang membuat kita merasakan flashback yaitu C-3PO dan R2-D2.

2. Munculnya Karakter Baru Zorri Bliss

Zorri Bliss merupakan penghuni Thieves’ Quarter di planet bernama Kijimi.

Zorri Bliss adalah seorang bandit bertopeng, dan kabarnya Zorri dan teman-teman banditnya yang menempati planet Kijimi sengaja menyembunyikan keberadaan mereka karena ingin menghindari konflik antar planet.

3. Naomi Ackie Dikabarkan Mendapatkan Peran Penting

Fakta Menarik Film Star Wars: The Rise of Skywalker

Naomi Ackie yang banyak mengenalnya karena actingnya di film Lady Macbeth yang berperan sebagai Anna, adalah salah satu muka baru di Episode IX ini, Naomi Ackie berperan sebagai Jannah, tidak diketahui di planet mana ia tinggal, namun beberapa orang berspekulasi ia adalah anak perempuan dari Lando, kita lihat saja nanti bagaimana perannya di Episode IX ini.

4. Teman baru BB-8 bernama D-O

BB-8 tidak satu-satunya yang akan membuat kita gemas di film ini, kita akan melihat sikecil D-O yang akan menjadi pertner komedi duo bersama BB-8.

5. Kembalinya Sang Emperor

Sangat memungkinkan sekali, salah satu musuh terkuat dalam saga ini yaitu Emperor Palpatine kembali mencul di film Star Wars: The Rise of Skywalker.

Masih diperankan oleh aktor berumur 75 tahun bernama Ian McDiarmid, Emperor Palpatine diisukan hanya muncul sebagai cameo saja, dan diisukan juga Emperor Palpatine akan muncul dalam wujud Sith Spirit.

6. Knights Of Ren akan Kembali

Jika belum ada yang tau apa dan siapa itu Knight Of Ren, mereka adalah para ksatria-ksatria yang jatuh ke Dark Side di zaman para Sith mulai punah dan semua Jedi Order sudah dihancurkan.

Para ksatria itu adalah mantan murid dari Luke Skywalker yang berhasil kabur dari tragedi pembantaian.

Knight Of Ren pertama muncul di serial Star Wars: The Force Awakens, tetapi belum pasti ada berapa Knight Of Ren yang masih exist, namun sejauh ini yang sudah terlihat di The Force Awakens berjumlah 7 termasuk Ren.

7. Rey Mendapatkan Kembali Lightsaber

Pada The Last Jedi, Rey bertempur dengan Snoke dan para Praetorian Guard menggunakan lightsaber yang diberikan oleh Luke Skywalker.

Di episode tersebut, lightsaber Rey hancur. Namun pada trailer The Rise of Skywalker muncul kembali. Banyak teori-teori dari para fans yang beropini bahwa kembalinya lightsaber Rey itu akan menjadi plot twist.

Sama persis seperti pada episode The Force Awakens dan The Last Jedi, lightsaber tersebut akan membawa cerita ke arah yang yang tidak bisa diduga oleh penggemar, kita tunggu saja.

8. Munggunakan Footage dari The Force Awakens yang Tersisa

Akan ada hal yang unik dari episode IX yang akan tayang 20 Desember nanti. Sebenarnya, menghadirkan saudari dari Luke Skywalker secara fisik adalah hal yang tidak

mungkin dikarenakan Carrie Fisher meninggal dunia beberapa waktu yang lalu.

Tetapi pihak studio tidak kehabisan akal, mereka menggunakan sisa footage dari film Star Wars: The Force Awakens.

Footage-footage yang tersisa ini adalah footage yang tidak terpakai dan terpaksa dicabut karena beberapa hal. Pada akhirnya, rekaman tak terpakai ini digunakan untuk menghadirkan momen emosional di episode IX ini.

9. Death Star yang Lainnya

Kita tahu di hampir semua episode di serial Star Wars sejauh ini menampilkan senjata super penghancur planet yaitu Death Star. Episode IX tidak akan mengecewakan.

Hanya saja kali ini Rey, Finn, dan Poe menjelajahi Death Star lama yang sudah hancur. Mereka mencari relik-relik bekas peperangan, tapi apakah mereka akan menemui Sith Spirit Emperor Palpatine? Kita lihat saja.

10. Ada Hubungan antara Rey dan Kylo Ren

Yang sudah pasti telah ditunggu-tunggu oleh para penggemar serial Star Wars, apakah ada hubungan spesial diantara Rey dan Kylo Ren ?

Seperti yang kita ketahui yang menjadi antagonis utama di episode ini adalah Kylo Ren dan yang menjadi protagonis utama adalah Rey.

Saat pertemuaan pertama mereka di episode The Force Awakens, mereka selalu bertarung sampai Kylo Ren mengintrogasi Rey dan menyadari kekuatan Force yang ada didalam diri Rey.

Tetapi di The Last Jedi mereka bekerja sama untuk melawan Snoke dan para Praetorian Guard, setelah kejadian itu para penggemar beropini bahwa akan ada hubungan spesial diantara Kylo Ren dan Rey.

Akantetapi, Lucasfilm dan Disney menuturkan bahwa hubungan mereka tidak akan bisa diprediksi dan pastinya pula akan lebih spesial dari sekedar hubungan asmara.

J.J Abrams akan kembali menyutradai film yang berdurasi 155 menit ini, pada tahun 2015 The Force Awakens menjadi awal bagi J.J Abrams untuk sukses membawa trilogi sekuel Star Wars. Jika kalian belum tahu, J.J Abrams adalah sutradara yang membuat reboot dariserial Star Trek yang notaben adalah saingan terberat dari serial Star Wars.

Film Joker : Berkontroversi, Serta Fakta Menariknya

Film Joker : Berkontroversi, Serta Fakta Menariknya – Joker adalah film bergenre psikologi karya sutradara Todd Phillips. Kisah cenderung gelap dan muram dan dinilai dapat memengaruhi psikologi.

Film karakter villain besutan DC Comic, Joker, sukses menjadi film terlaris dengan pendapatan lebih dari Rp 1,3 triliun pada pekan pertama penayangannya di pasar domestik Amerika Serikat. Berikut sinopsis cerita film tersebut. pokerasia

Film Joker merupakan tontonan bergenre psikologi karya sutradara Todd Phillips yang ia tulis bersama Scott Silver berdasarkan karakter salah satu musuh epos superhero Batman.

Film Joker : Berkontroversi, Serta Fakta Menariknya

Sejak tayang perdana di Indonesia pada 2 Oktober 2019 lalu, film ini masih menjadi topik pembicaraan panas lantaran disebut-sebut memiliki dampak cukup besar bagi psikologis penontonnya. www.mrchensjackson.com

Film yang dengan kisah tentang sosok Arthur Fleck alias Joker, seorang badut pembawa papan iklan berusia 40 tahun yang diperankan begitu baik oleh aktor berkebangsaan Amerika Serikat, Joaquin Phoenix.

Hidup Arthur kacau balau. Ia dikisahkan menderita kelainan otak yang menyebabkan dia tertawa pada waktu yang tidak tepat.

Sosok yang tinggal bersama ibundanya itu diceritakan kerap mengunjungi pekerja layanan sosial untuk mendapatkan obat dan melakukan konsultasi kejiwaan kepada seorang tenaga psikiater.

Suatu hari, papan iklan Arthur dicuri paksa oleh segerombolan anak jalanan yang kemudian mengeroyokinya di sebuah lorong. Usai kejadian itu, seorang rekan kerjanya meminjamkan sepucuk pistol sebagai alat perlindungan diri.

Sebuah kesalahan kecil yang dilakukan Arthur saat melakukan kunjungan sebagai badut ke sebuah rumah sakit anak-anak, membuatnya dipecat dari pekerjaan. Di saat yang hampir bersamaan, ia juga baru mengetahui kalau kantor layanan sosial tempatnya memperoleh obat telah ditutup.

Dalam perjalanan pulang menggunakan kereta bawah tanah, Arthur dirundung tiga pebisnis muda Wall Street, sehingga ia menembak mati ketiganya dengan pistol yang ia pinjam itu.

Arthur tak menyadari pembunuhan itu akan memulai gerakan unjuk rasa terhadap orang kaya di kota itu dengan menggunakan topeng badut.

Sementara kancah politik di kota Gotham, tempat kisah dari film ini bergulir, seorang pria bernama Thomas Wayne yang tak lain adalah ayah Bruce Waiyne yang kelak menjadi sosok Batman, mencalonkan diri sebagai wali kota karena merasa resah dengan kekacauan di kota itu yang tidak kunjung pulih saban waktunya.

Di lain hari, Arthur mencoba peruntungan di sebuah pentas stand up comedy. Sayangnya, penampilannya malam itu begitu buruk lantaran ia tidak bisa berhenti tertawa di atas panggung.

Seorang pembawa acara talk show populer di televisi, Murray Franklin, bahkan menayangkan video penampilan buruk Arthur secara langsung sebagai ejekan.

Sebuah fakta terkuak sewaktu Arthur mencuri surat milik ibunya. Dia menyadari kalau dirinya merupakan anak tidak sah dari politikus Thomas Wayne yang begitu terpandang.

Mengetahui kenyataan itu, ia berteriak memaki ibunya karena sekian lama merahasiakan kebenaran tersebut.

Kisah tersebut lalu berkelindan menjadi petualangan seru penuh kejutan tentang pencarian jati diri Arthur, rahasia besar yang disimpan sang ibu, kesempatan berkarier di dunia komedi televisi, kekacauan sosial politik kota Gotham, hingga pembunuhan Thomas Wayne oleh sekelompok pengunjuk rasa.

Film Joker bisa dibilang cenderung gelap dan muram. Beberapa orang bahkan menyebut film ini bakal memengaruhi psikologi penontonnya yang lemah.

Lantaran itu, sejumlah pengamat film menyayangkan dengan masih banyaknya orang tua yang membawa serta anak-anak mereka yang masih berada di bawah batas usia menonton film dengan rating R (17 tahun ke atas) tersebut.

Dalam sebuah wawancara kepada media, aktor Joaquin Phoenix mewanti-wanti penontonnya dengan mengatakan film terbarunya itu sebagai film yang sulit dan berdampak besar.

Ia bahkan memaklumi kalau karya terbarunya itu bakal memantik beberapa pihak untuk bereaksi keras terhadap film tersebut.

“Saya tidak membayangkan sebelumnya bahwa film itu akan menjadi lancar,” kata Phoenix melansir The Hollywood Reporter.

“Ini film yang sulit. Dalam beberapa hal, ada kalanya orang-orang akan bereaksi keras terhadapnya, ” kata dia.

Reaksi keras yang dimaksud Phoenix, adalah adanya beberapa pengamanan khusus di sejumlah bioskop Amerika Serikat saat pemutaran perdananya saat itu.

Bermacam-macam jaringan bioskop AS juga mengubah kebijakan mereka, agar para penonton tidak berdandan layaknya salah satu karakter super villain DC Comics itu pada pemutaran Joker.

Phoenix juga mengatakan kalau ia ingin agar penonton bersimpati atau berempati dengan karakternya. Dia juga optimis penonton bisa mendapat pesan penting yang ada dalam film Joker.

“Rasanya, karena itulah yang harus kita lakukan (empati dan simpati),” kata dia.

“Saya pikir kita sebagai penonton mampu untuk melihat kedua hal itu (masalah dan pesan dalam Joker) secara bersamaan dan mengalaminya dan menghargainya,” ujar dia.

Berikut merupakan 5 fakta menarik film Joker, yang mungkin saja belum banyak diketahui publik :

1. Joker Bukan Untuk Anak-Anak

Beberapa waktu setelah tayang perdana di Amerika Serikat pada 4 Oktober 2019 dan seluruh dunia, pihak terkait di Amerika Serikat berikan imbauan.

Film Joker : Berkontroversi, Serta Fakta Menariknya

Alamo Drafthouse yang merupakan jaringan bioskop San Antonio di Texas, Amerika Serikat, menerbitkan imbauan bagi para orang tua di negara itu.

Layaknya dilansir dari Foxnews, Alamo Drafthouse memberikan peringatan melalui akun media sosialnya bahwa Joker bukan film untuk anak-anak.

2. Dapat Berbagai Penghargaan Bergengsi

Tak dapat dipungkiri film Joker sejauh ini juga menuai banyak ulasan positif . Setidaknya film Joker mendapat rating 77% di situs web ulasan Rotten Tomatoes. Di IMDb, film Joker sementara mendapat rating 9,1 dari skala 10.

Sepertinya, kontroversi ini membantu membangkitkan minat kepada masyarakat yang jadi semakin antusias untuk menonton film Joker.

Para penganalis Box Office memperkirakan bahwa film tersebut dapat meraup lebih dari AS$100 juta (Rp1,4 triliun) pada akhir pekan pembukaannya di Amerika Serikat. Perihal tersebut, tentu saja akan menjadi rekor untuk film yang dirilis pada bulan Oktober 2019. Dan yang paling pentingnya lagi, film Joker meraih penghargaan tertinggi di Festival Film Venice pada awal September lalu.

Bahkan yang hebatnyanya lagi, di akhir pemutarannya, film Joker mendapat sambutan tepuk tangan selama delapan menit.

3. Tuai Kritikan

Bukan hanya pujian saja yang diterima film Joker yang digarap dengan apik oleh Todd Philips.

Bahkan, terkait tudingan bahwa sejumlah adegan film Joker berpotensi menginspirasi mereka yang mentalnya kurang stabil untuk berbuat kriminal. Todd Phillips pun langsung mengklarifikasi.

“Saya pikir banyak yang menulis kritik tanpa melihat filmnya, bahkan merasa tak perlu menonton.”

“Saya berpendapat, mungkin Anda perlu menonton. Lebih pastinya, menonton dengan pikiran terbuka,” ulas Todd saat diwawancara Insider.

Sang tokoh pemeran Joker pun juga tak tinggal diam, Joaquin Phoenix juga melakukan pembelaan untuk film Joker tersebut.

“Saya pikir kebanyakan dari kita bisa membedakan yang baik dari yang buruk.”

Ada pula yang tak mampu mengintepretasikan apa pun di antaranya, yang mereka inginkan.” sambung Joaquin Phoenix.

4. Joaquin Phoenix Lakukan Diet Ekstrem

Pada film Joker, Joaquin Phoenix ternyata lakulan diet ketat yang nyaris ekstrem.

Tercatat Joaquin Phoenix menurunkan bobot hingga 23 kilogram.

Namun, aktor kelahiran 27 Oktober 1974 ini mengatur pola makan di bawah pengawasan tim dokter.

Diketahui Joaquin Phoenix ternyata mengonsumsi sejumlah sayur dan buah di antaranya apel, selada, dan kacang hijau rebus.

Transformasi secara fisik ini membuat para kritikus yakin Joaquin akan masuk nominasi Oscar tahun depan.

Seperti diketahui, sejumlah aktor dan aktris yang menurunkan bobot demi peran pernah menang Piala Oscar.

Di antaranya, Anne Hathaway (Les Misérables) dan Matthew McConaughey (Dallas Buyers Club).

5. Kostum Berlisensi

Warner Brothers melontarkan pernyataan yang menyangkal romantisasi musuh Batman.

“Tidak salah salah: karakter fiksi Joker, maupun filmnya, tidak mendukung kekerasan dunia nyata dalam bentuk apa pun,” sebut WB. “Kami tak bermaksud membuat karakter ini diangkat sebagai pahlawan.” imbuhnya.

Tetapi, studio film itu telah meluncurkan banyak barang berlisensi yang bertemakan Joker.

Termasuk replika resmi dari blazer merah tua yang dikenakan oleh Phoenix dalam film – yang harganya sekitar $75 (atau sekitar Rp1 juta).

Jumanji: The Next Level, Petualangan Ekstrem

Jumanji: The Next Level, Petualangan Ekstrem – Seri dari film terbaru Jumanji bisa dikatakan sebagai produksi ulang film yang berhasil. Jumanji: Welcome to the Jungle (2017) tidak merusak Jumanji (1995), pun begitu dengan film Jumanji: The Next Level yang rilis 4 Desember lalu.

Keempat tokoh utama Dwayne ‘The Rock’ Johnson, Karen Gillan, Jack Black dan Kevin Hart kembali ke dunia Jumanji. Mereka adalah Smolder Bravestone (The Rock), Franklin Finbar (Hart), Ruby Roundhouse (Gillan) dan Professor Sheldon Oberon (Black). poker asia

Jumanji: The Next Level, Petualangan Ekstrem

Hanya saja Spencer (Alex Wolff), Martha (Morgan Turner), Fridge (Ser’Darius Blain) dan Bethany (Madison Iseman) tidak mendapatkan avatar yang sama seperti di Jumanji: Welcome to the Jungle (2017). Gim konsol Jumanji rusak sehingga mereka tidak bisa memilih avatar. https://www.mrchensjackson.com/

Martha, Fridge dan Bethany terpaksa memainkan Jumanji karena Spencer tersedot saat memperbaiki konsol gim tersebut. Tidak hanya mereka bertiga, kakek Spencer yang bernama Eddie (Danny DeVito), dan temannya, Milo (Danny Glover), juga ikut berpindah semesta.

Eddie mendapat avatar Smolder, Milo mendapat avatar Franklin, Fridge mendapat avatar Sheldon, Martha mendapat avatar Ruby dan Bethany mendapat karakter kuda. Kelemahan dan kekuatan masing-masing avatar berubah total dari sebelumnya.

Pemandu gim Jumanji yang bernama Nigel (Rhys Darby) menjelaskan bahwa permainan kali ini lebih menantang dari sebelumnya. Bahkan tidak semua pemain bisa meninggalkan gim dalam kondisi hidup seperti sebelumnya.

Para pemeran kini harus lebih berani melintasi rintangan ekstrem dan kembali dengan selamat dari permainan paling berbahaya di dunia.

Selain beberapa bintang utama, Jumanji: The Next Level juga melibatkan aksi dari Dania Ramirez, Rory McCann, Lamorne Morris dan Lucy DeVito dalam peran yang dirahasiakan.

Massi Furlan dan Ashley Scott juga muncul sebagai Renaldo dan Ashley, serta Bebe Neuwirth akan mengulangi perannya sebagai Nora Shepherd dari film aslinya.

Sutradara Jake Kasdan kembali menjadi sutradara Jumanji 3, pun begitu dengan penulis naskah Jeff Pinkner dan Scott Rosenberg. S mengetahui sinopsisnya, saksikan Jumanji: The Next Level yang telah tayang sejak 4 Desember 2019.

Review :

Kali ini, Jumanji: The Next Level bercerita tentang Spencer (Alex Wolff) yang ingin kembali ke gim video Jumanji setelah hubungannya dengan Martha (Morgan Turner) tidak jelas.

Pada Jumanji: Welcome to the Jungle, Spencer mendapat avatar Smolder Bravestone (Dwayne Johnson) yang merupakan karakter paling kuat. Ia ingin mendapat avatar itu lagi.

Namun sayang, konsol gim Jumanji rusak meski sudah diperbaiki oleh Spencer. Hasilnya, ia tak bisa memilih avatar sesuai keinginannya itu.

Hal serupa terjadi dengan Martha, Fridge (Ser’Darius Blain) dan Bethany (Madison Iseman), yang memutuskan kembali ke Jumanji untuk menolong Spencer.

Sesuai judul film ini, gim Jumanji jadi lebih sulit dibandingkan sebelumnya akibat kerusakan konsol. Terlebih, kakek Spencer yang bernama Eddie (Danny DeVito) dan temannya Milo (Danny Glover), ikut masuk ke gim dan sulit diajak kerja sama untuk menyelesaikan Jumanji.

Naskah yang kembali digarap oleh Jeff Pinker dan Scott Rosenberg serta dibantu oleh sutradara Jake Kasdan ini terbilang bagus, tak tertebak, dan terasa tak ada yang dipaksakan.

Mereka masih menggunakan formula yang sama dari Jumanji: Welcome to the Jungle, yaitu menampilkan adegan menegangkan dan mencampurkan dengan unsur komedi.

Hal itu muncul seperti ketika para avatar mesti menyeberangi tebing lewat jembatan kayu dan tambang yang mudah berayun. Tantangan semakin bertambah ketika mereka harus melewati jembatan rapuh itu sembari dikejar Mandril, sejenis monyet yang ganas.

Di tengah ketegangan, avatar Bravestone yang dipakai oleh Eddie melakukan hal bodoh hingga membahayakan pemain lain.

Namun alih-alih minta maaf, ia malah merasa sebagai orang yang paling berperan menyelamatkan teman-temannya. Kekonyolan sederhana yang mengena.

Ditulis oleh penulis yang sama dan menggunakan pola yang serupa, Jumanji: The Next Level masih memiliki keterkaitan dengan sebelumnya, Welcome to the Jungle. Hal ini membuat penonton ada baiknya menonton film rilisan 2017 itu terlebih dahulu sebelum menyaksikan The Next Level.

Jumanji The Next Level semakin menarik karena berisi dialog yang rapi, padat, tidak bertele-tele. Selain itu, ada pula berbagai dialog jenaka pengundang tawa.

Jumanji: The Next Level, Petualangan Ekstrem

Meski begitu, ada pula dialog komedi yang gagal mengundang tawa karena penggunaannya yang terlalu sering dan cenderung membuat penonton bosan.

Hal yang patut jadi perhatian Columbia Pictures selaku studio film ini adalah masalah efek visual yang kurang halus di bagian awal. Untuk sekelas studio seperti Columbia, mestinya tak ada masalah terkait efek visual.

Soal akting para aktor, rasanya tak ada yang perlu diragukan, apalagi untuk Johnson (Bravestone), Jack (Sheldon) dan Kevin Hart (Franklin Finbat).

Mereka sanggup memainkan karakter yang berbeda sesuai dengan tokoh pemain yang menggunakan mereka sebagai avatar.

Secara umum, Jumanji The Next Level terbilang patut jadi rekomendasi bagi penonton yang ingin mendapatkan hiburan dan tertawa lepas tanpa harus berpikir keras sembari melepas penat.

Berikut fakta menarik film Jumanji: The Next Level :

– Tayang Hampir Bersamaan dengan Starwars

Film Jumanji: Welcome to the Jungle dirilis pada tahun 2017 dan berhasil meramaikan bioskop seminggu setelah Star Wars: The Last Jedi diluncurkan.

Tahun ini sebaliknya, Film Jumanji: The Next Level dirilis seminggu sebelum seri terakhir Star Wars: The Rise of Skywalker.

– Proses Pembuatan Film Paling Cepat

Dikabarkan film Jumanji: The Next Level belum melakukan syuting hingga Februari 2019. Tetapi Mei 2019 beredar kabar bahwa syuting film Jumanji: The Next Level telah selesai dan siap di rilis pada awal Desember 2019.

Lokasi syuting film tersebut meliputi New Mexico, Atlanta, Calgary, Fortress Mountain Resort dan Hawai.

Pada umumnya, film Hollywood akan membutuhkan jeda waktu setahun antara selesai syuting hingga siap dinikmati para pecinta film. Tetapi film Jumanji: The Next Level telah tayang di Indonesia pada 4 Desember 2019, sedangkan di Amerika Serikat baru akan tayang pada 13 Desember 2019.

– Gaji Pemain yang Fantastis

Publik tentu penasaran dan bertanya-tanya berapa gaji yang diterima oleh Dwayne Johnson. Kabarnya Dwayne Johnson digaji USD 23,5 juta atau sekitar Rp 330 miliar untuk memerankan Dr. Smolder Bravestone.

Pada bulan Agustus lalu, Forbes menyebut bahwa Dwayne Johnson merupakan aktor dengan bayaran tertinggi. Tentu saja sangat wajar jika Dwayne Johnson dibayar sangat tinggi dalam film ini.

– Dua Veteran Bertemu Kembali

Film Jumanji: The Next Level menjadi film yang mempertemukan kembali dua aktor veteran yaitu Danny DeVito dan Danny Glover. Sebelumnya mereka sudah terpisah hampir dua dekade.

Di film itu, Danny DeVito memerankan tokoh Eddie yaitu kakek karakter utama Spencer (Alex Wolff). Sedangkan Danny Glover memerankan tokoh Milo.

– Makna dari The Next Level

Selain berakting, Dwayne Johnson pun duduk dikursi produser. Dirinya menjelaskan bahwa film Jumanji: The Next Level memperlihatkan betapa Jagat Jumaji telah berubah dan tantangan di dunia Jumanji semakin berat.

“Kami membawa Jumanji ke level lebih tinggi lewat adegan aksi yang spektakuler. Para pemain merasakan alam berbeda dari memanjat gunung es, terdampar di padang gurun, hingga balik ke rimba Jumanji dengan beragam satwa. Sensasinya jelas beda,” ucap Dwayne Johson.

Film’Godzilla: King of the Monsters’ Di Layar Lebar

Film’Godzilla: King of the Monsters’ Di Layar Lebar – Sebagai salah satu dari para monster yang pernah muncul di layar lebar dan budaya pop, Godzilla mungkin merupakan salah satu yang ikonis. Bentuknya yang mirip T-Rex terasa akrab bagi penonton, namun hal itu tak terjadi saat melihat Godzilla: King of the Monsters.

Hollywood mengubrak-abrik ‘DNA’ dari Godzilla dalam film ini. Mencampurkannya dengan konflik manusia, sehingga membuat monster yang dalam versi asli Jepang itu membuat kehancuran seisi kota jadi seolah punya misi kemanusiaan. idnpoker

'Godzilla: King of the Monsters'

Bila Anda merasa ganjil, memang itulah adanya. Film Godzilla ini memilik alur cerita yang membuat Anda sangat rindu menyaksikan film Godzilla lawas semasa ia masih bergerak kaku dan menghancurkan kota yang dibuat dari mainan. Karena film itu kini terasa lebih menyenangkan. www.benchwarmerscoffee.com

Hollywood sudah mencoba mengadaptasi kisah monster ala Jepang atau kaiju itu sejak 1998 dengan film Godzilla yang dibuat oleh TriStar. Film itu mendulang US$379 juta dari bujet sekitar US$150 juta. Terbilang untung, namun gagal memenangkan hati para kritikus.

Upaya menggambarkan Godzilla yang lebih baik terjadi pada 2014. Legendary mengambil hak si monster dari Toho Production dan membuat filmnya.

Kisahnya itu, Godzilla si monster purba yang mengalami evolusi akibat serangan nuklir pada 1945 keluar dari persembunyian untuk melawan dua monster mirip kutu -namun dalam ukuran yang bisa merubuhkan gedung 30 lantai- yang ingin berkembang biak di antara kehidupan manusia.

Film itu berhasil memenangkan hati para kritikus dan box office. Film berbujet US$160 juta itu berhasil mendulang rating baik dan pendapatan sebesar US$529,1 juta.

Legendary pun tergoda membuat sekuel Godzilla. Saat ini, dengan digabung dalam sebuah semesta kisah monster dalam studio tersebut, MonsterVerse, Legendary mencoba menggabungkan mitos-mitos terkait Godzilla dan monster kaiju lainnya dengan ‘kaiju ala Hollywood’, King Kong.

Keterkaitan satu sama lain yang dibeberkan dalam Godzilla: King of the Monsters sekaligus menjadi kunci untuk memahami film ini, bila Anda merasa kesulitan nantinya.

Ide cerita ‘cocoklogi’ itu mungkin terasa menjanjikan. Namun sayangnya, eksekusi film ini bisa dibilang buruk dari segi narasi. Seluruh puzzle yang diperlukan untuk melengkapi semesta monster ala Legendary dipaksakan masuk tanpa ada ‘lem’ yang bisa merekatkan dengan baik.

Alur cerita juga dibuat terasa cepat tanpa memberikan kesempatan penonton memahami setiap babak dari perburuan Godzilla dan kemunculan ‘teman-teman seangkatannya’. Begitu pula dengan kemunculan karakter.

Sebagai suatu sekuel, bisa dikatakan Godzilla: King of the Monster merupakan kelanjutan yang kurang ‘nyambung’. Jembatan diantara cerita Godzilla (2014) dengan versi tahun ini hanya dari kemunculan Doktor Serizawa (Ken Watanabe) dan kawanan Monarch. Mereka pun, bukan pusat dari cerita.

Cerita Godzilla 2 ini berfokus pada konflik keluarga sepasang peneliti Monarch yang berakibat lepasnya monster-monster purba yang pada film ini dikenal sebagai Titan.

Padahal, keluarga yang beranggotakan Mark Russell (Kyle Chandler), Emma Russell (Vera Farmiga), dan Madison Russell (Millie Bobby Brown) itu tidak muncul pada 2014 dan tidak pula diberikan latar cerita tentang mereka secara gamblang. Huft.

Belum lagi masalah logika narasi yang pada beberapa bagian terasa kopong bahkan terasa mengada-ada demi dramatisasi.

Disatu sisi film ini memang mengangkat isu lingkungan akibat kelebihan populasi manusia di Bumi dan fungsi Godzilla serta para Titan. Namun pesan luhung itu sayangnya terganggu oleh kacaunya alur narasi dalam film ini.

Namun tak semua bagian film ini buruk. Untuk soal penampilan dan adegan berkaitan dengan monster,  Anda harus berterima kasih dengan teknologi Hollywood. Bahkan para monsternya selain Godzilla, yaitu Ghidorah, Rodan, dan Mothra layak memiliki filmnya sendiri.

Dramatisasi dari para Titan itu terbilang dilakukan amat baik, meskipun keinginan dramatisasi itu terasa amat berlebihan bila dipandang dari segi tata efek visualnya. Saking tim efek ingin memberikan kesan menakjubkan, penonton kesulitan melihat wajah asli si Godzilla dan monsternya, saat bertarung.

Apresiasi juga bisa diberikan atas upaya Legendary dan Warner Bros tetap mempertahankan kultur dan unsur Jepang dalam film ini. Kehadiran Ken Watanabe sejatinya mampu menghadirkan ruh asli Jepang, bukan sekadar pemain keturunan belaka.

Mengingat Legendary dan Warner Bros berniat mengembangkan kisah Godzilla dalam MonsterVerse dalam Godzilla vs Kong pada 2020, maka aspek penuturan kisah untuk film itu mestilah diperkuat. Apalagi hal tersebut bukanlah yang pertama, Toho pernah membuat King Kong vs Godzilla pada 1962.

Walaupun begitu, film Godzilla: King of the Monsters yang dirilis di Indonesia sejak 29 Mei lalu masih bisa jadi pilihan untuk dinikmati saat Lebaran 2019.

Fakta-fakta Film Godzilla: King of the Monsters

1. Sekuel dari film pertamanya yang dirilis tahun 2014

Film Godzilla: King of the Monsters ini merupakan film sekuel dari film pertamanya yang rilis tahun 2014 lalu, dan merupakan film ketiga di Legendary’s MonsterVerse, dimana yang pertama adalah film Godzilla yang pernah tayang tahun 2014, dan film Kong: Skull Island yang tayang tahun 2017.

Film Godzilla: King of the Monsters direncanakan diproduksi sejak tahun 2014 lho, saat film pertamanya berhasil memperoleh $103 juta, dan berakhir dengan perolehan sebesar $ 529 juta di box office seluruh dunia, yang membantu dimulainya dunia monster besar sinematik baru, yang dinamakan dengan MonsterVerse.

2. Di film seri keduanya ini, Godzilla akan bertarung melawan tiga monster lainnya

Pada film Godzilla: King of the Monsters ini, konfliknya akan lebih banyak daripada filmnya yang pertama lho, karena di film seri yang keduanya ini, Godzilla akan bertarung melawan tiga monster lainnya, yaitu King Ghidorah, Mothra, dan Rodan.

'Godzilla: King of the Monsters'

King Ghidorah merupakan monster berkepala tiga, yang menjadi musuh terbesar Godzilla, sedangkan Mothra adalah kelabang raksasa yang berubah menjadi ulat, dan menjadi makhluk seperti ngengat, dan yang terakhir yaitu Rodan, yang merupakan reptil bersayap raksasa.

Godzilla bertarung melawan ketiga monster tersebut untuk supremasi, yang nantinya akan membuat keberadaan manusia tergantung dalam perkembangan yang akan terjadi, setelah pertarungan para monster-monster mengerikan tersebut.

3. Dibintangi pemeran cenayang di film Conjuring, yaitu Vera Farmiga

Sama halnya dengan film pertamanya yang dibintangi aktris dan aktor ternama hollywood, di film keduanya ini juga dibintangi aktris dan aktor hollywood ternama lho, seperti Vera Farmiga, pemeran cenayang di film horor hollywood fenomenal, yaitu Conjuring. Dalam film Godzilla: King of the Monsters ini, Vera mendapatkan peran utama lho, yaitu berperan sebagai Dr. Emma Russel, seorang ilmuwan yang bekerja di Monarch.

Selain Vera Farmiga, film Godzilla: King of the Monsters juga dibintangi aktris dan aktor hollywood ternama lainnya, seperti Kyle Chandler, yang memerankan sosok Mark, mantan suami Emma, serta juga ada aktris dari negara Cina yang juga sering membintangi film hollywood, yaitu Zhang Ziyi, yang berperan sebagai Dr.Stanton dan Dr. Chen.

4. Adanya  pergantian sutradara, Gareth Edward digantikan oleh Michael Dougherty, sutrada film Halloween ‘Trick ‘r Treat’

Pada mulanya film Godzilla: King of the Monsters disutradarai oleh Gareth Edward, yang merupakan sutradara di film Godzilla yang pertama. Namun pada tahun 2016, Edward memutuskan untuk mengundurkan diri, dan lebih memilih untuk menyutradarai film lainnya. Posisi sebagai sutradara pun akhirnya jatuh pada Michael Dougherty, yang merupakan sutradara film halloween ‘Trick ‘r Treat’, yang tayang tahun 2007 lalu, serta juga merupakan penulis cerita di film Superman Returns, bersama dengan Dan Harris dan Bryan Singer.

5. Prekuel dari film Godzilla vs Kong yang akan dirilis tahun 2020

Nah, inilah salah satu fakta yang paling menarik dari film Godzilla: King of the Monsters, yaitu merupakan prekuel dari film Godzilla vs Kong, yang dirilis tahun 2020 nanti. Project dari film Godzilla vs Kong ini telah diumumkan sejak tahun 2015 lho, ketika Legendary Entertainment mengumumkan rencana untuk semesta sistematik antara Godzilla dengan King Kong. Film yang bakal menyajikan pertarungan antara penjaga Skull Island dengan raja monster tersebut, dijadwalkan akan tayang pada 13 Maret 2020 nanti.

Film Thriller Terbaru : ‘Us’, Penuh Dengan Arti

Film Thriller Terbaru : ‘Us’, Penuh Dengan Arti – Sang Sutradara Jordan Peele kembali menyuguhkan film thriller terbaru usai sukses dengan Get Out yang berhasil mendapat piala Oscar untuk Naskah Asli Terbaik.

Apabila dalam Get Out Peele secara tersirat membawa isu rasialisme, kini dalam film terbaru yang diberi judul Us ia lebih menyoroti kehidupan sebuah keluarga. Namun tetap, seluruh pemain utamanya berkulit hitam, yang seakan menjadi pernyataan tegas dari Peele. idn poker

Kisah Us yang tertuju pada kehidupan Adelaide Wilson (diperankan Lupita Nyong’o) saat kembali ke rumah masa kecilnya yang terletak di tepi pantai bersama sang suami Gabe Wilson(Winston Duke) serta dua anaknya Zora (Shahadi Wright Joseph) dan Jason (Evan Alex).

Film: 'Us', Penuh Dengan Arti

Film ini dibuka dengan sebuah narasi dan latar 1986, saat Adelaide kecil pergi ke sebuah taman hiburan bersama orang tuanya. Saat itu ia terjebak dalam sebuah wahana yang membuatnya trauma. Pengalaman itu menghantuinya saat harus kembali ke rumah tersebut. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Adelaide terus merasa khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada keluarganya.

Ketakutan terburuknya menjadi kenyataan ketika empat orang asing datang ke rumahnya, memaksa keluarga Wilsons berjuang untuk bertahan hidup. Yang mengejutkan, empat orang itu ternyata berpenampilan seperti mereka. Ada ayah, ibu, dan dua orang anak.

Tidak Get Out yang seakan penuh pesan, kali ini Peele menyuguhkan alur cerita yang sebenarnya sederhana. Tapi kala filmnya selesai, Peele berhasil membuat penonton sulit beranjak dengan tenang dari kursi bioskop. Ia meninggalkan beberapa pertanyaan yang membuat rasa penasaran. Saya sendiri masih ingin menontonnya ulang usai yang pertama.

Semenjak film dimulai, bersiaplah, penonton perlu memperhatikan detail demi detail dengan saksama demi mendapat keutuhan cerita. Sekecil apa pun itu. Sekali pun hanya iklan di TV.

Selama film berjalan, Peele berhasil membangkitkan ketegangan serta rasa takut. Musik hingga score-nya dibuat mendukung sehingga suasana tetap menegangkan. Yang lebih menarik, di sela-sela itu Peele tetap membalutnya dengan suguhan komedi.

Itu membuat penonton tidak merasa bosan dan terus-terusan tegang.

Hanya saja, pada beberapa aspek, ada bagian-bagian yang tak masuk akal dan mudah ditebak. Salah satunya momen terkait trauma masa lalu Adelaide yang tak diketahui sang suami.

Meski begitu, akting Lupita Nyong’O tetap patut diacungi jempol. Ia berhasil memerankan dua karakter yang bertolak belakang. Tak heran ia pernah membawa pulang Piala Oscar.

Secara garis besar, Us layak ditonton, khususnya bagi pecinta film bergenre thriller. Bukan hanya dibuat larut dengan ketegangan yang cukup intens, penonton juga dibuat berpikir dan terus ingin membahasnya. Bahkan mungkin, membuat ingin menontonnya lagi.

Fakta-fakta Film Us 2019:

1. Dibintangi oleh pemain-pemain dari Black Panther

Film ini ditulis dan disutradarai sendiri oleh Jordan Peele. Us menggandeng beberapa pemain dari Black Panther untuk menjadi pemeran utamanya. Lupita Nyong’o dan Winston Duke menjadi artis-artis Black Panther yang main di film kedua milik Jordan Peele ini. Benar-benar menarik, melihat mereka bisa bermain di film Us yang berbeda genre ini.

2. Liburan keluarga yang berubah menjadi teror

Us menceritakan sebuah keluarga yang terlihat sangat ideal secara luar. Seorang Ibu dan Ayah yang memiliki satu anak perempuan dan anak laki-laki. Adelaide Wilson (Lupita Nyong’o) dan Gabe Wilson (Winston Duke) sebagai orang tua sedang mengajak anak-anaknya liburan ke rumah pinggir pantai milik kakek neneknya.

Film: 'Us', Penuh Dengan Arti

Pada awalnya, liburan mereka terasa bahagia. Hingga malam harinya, sebuah keluarga yang menyerupai dirinya mengubah liburan mereka menjadi teror yang mencekam.

3. Thriller lebih dominan jadi bikin deg-degan

Horor sebagai sebuah genre film memang memiliki turunannya. Film-film dari Jordan Peele mungkin lebih ke arah horor thriller. Get Out mungkin secara atmosfir akan membuat penontonnya tak nyaman. Berbeda dengan film Us yang bermain dalam ranah thriller yang lebih dominan. Sehingga, pasti bakal buat kamu yang nonton deg-degan sepanjang filmnya yang berdurasi 115 menit ini.

4. Misterinya dikupas perlahan jadi bikin penasaran

Nonton Us ini gak cuma bikin capek jantung karena deg-degan. Tetapi, otak juga diajak olahraga karena bakal bikin kamu mikir. Jordan Peele menebar misterinya sangat banyak di sepanjang film. Tetapi, dia mengupas misteri itu sedikit demi sedikit hingga sampai ending film yang bisa membuat penonton umum kaget dan geleng kepala. Apalagi, akting dari Lupita Nyong’o yang super keren semakin membuat filmnya semakin padat. Iya, film-film semacam ini memang ciri khas dari Jordan Peele banget semenjak Get Out.

5. Horornya tetap mengulik isu sosial tertentu

Untuk beberapa orang, menonton film Us mungkin akan membuat bertanya-tanya “ada apa sih dengan akhir filmnya?”

Jika Anda perhatikan lagi di sepanjang film, Jordan Peele udah kasih banyak clue kok buat kamu pahami. Jadi, pas nonton harus diteliti lagi. Terlebih, di 30 menit terakhir, Jordan Peele mungkin masih belum bisa menuangkan semua konklusinya dengan baik sehingga terasa sedikit tumpang tindih.

Tetapi, kalau kamu benar-benar nonton dengan rinci, pasti bakal ketemu kok. Clue-nya yaitu tahun setting filmnya yang perlu kamu cari tahu karena menyangkut isu sosial tertentu di Amerika sana.

6.Terinspirasi dari The Twilight Zone

Us terinspirasi dari salah satu episode pada musim pertama seri Twilight Zone yang berjudul ‘Mirror Image’, di mana terdapat seorang perempuan yang bertemu dengan doppelganger-nya di bus. Kemudian, ia semakin yakin bahwa doppelganger tersebut ingin menggantikan dirinya.

Terinspirasi dari materi ini, Jordan Peele menghabiskan setahun penuh untuk menulis naskahnya. Enam bulan pertama digunakan untuk brainstorming dan enam bulan sisanya untuk menulisnya ke dalam bentuk tulisan.

7. Mempunyai tema yang mendalam

Sejumlah daftar film horor yang harus ditonton dari Jordan Peele sebagian besar memiliki arti yang dalam dan tujuan lebih dari hanya menakut-nakuti penonton. Film The Babadook memiliki pesan untuk bagaimana kita bisa menerima perasaan sedih. It Follows adalah perumpamaan tentang STD (sexually transmitted diseases/penyakit menular seksual) dan stigma terhadap pengidapnya.

Us juga akan mengikuti dari jejak film-film tersebut.

8. Tidak bercerita tentang ras

Banyak yang mengira film Us akan menyinggung kembali mengenai isu rasial seperti Get Out karena mayoritas karakter utamanya berkulit hitam. Jordan Peele sudah menyatakan kepada media BET bahwa penting baginya untuk membuat film ini bersentral kepada keluarga orang kulit hitam dan catatan penting untuk kita semua adalah film ini tidak akan sama seperti Get Out.

Jordan Peele belum pernah terpikirkan untuk bisa membawa film horror yang menggunakan keluarga orang kulit hitam. Mungkin ini akan menjadi eksplorasi tersendiri dalam narasinya.

9. Film dengan low budget

Us hanya dibuat dengan anggaran sebesar USD 20 juta atau setara dengan Rp 285 juta. Untuk ukuran dekade sekarang, anggaran tersebut untuk bisa menembus Box Office sudah sangat amat menguntungkan secara pendapatan.

Blumhouse adalah salah satu produser dari film ini dan dikenal dengan spesialisasinya membuat film dengan anggaran rendah dan keuntungan yang tinggi.

10. Lupita Nyong’o dipaksa untuk menonton film horor

Jordan Peele menugaskan Lupita menonton 10 film horor untuk mempersiapkan perannya, agar sang sutradara dan aktris tersebut bisa memiliki ‘bahasa’ yang sama dalam lokasi syuting. 9. Film dengan low budget

Us hanya dibuat dengan anggaran sebesar USD 20 juta atau setara dengan Rp 285 juta. Untuk ukuran dekade sekarang, anggaran tersebut untuk bisa menembus Box Office sudah sangat amat menguntungkan secara pendapatan.

Blumhouse adalah salah satu produser dari film ini dan dikenal dengan spesialisasinya membuat film dengan anggaran rendah dan keuntungan yang tinggi.

10. Lupita Nyong’o dipaksa untuk menonton film horor

Jordan Peele menugaskan Lupita menonton 10 film horor untuk mempersiapkan perannya, agar sang sutradara dan aktris tersebut bisa memiliki ‘bahasa’ yang sama dalam lokasi syuting.

Back to top